Pada era global seperti ini, menguasai bahasa asing dapat menjadikan diri Anda memiliki salah satu kunci meraih kesuksesan dalam hidup, apalagi jika yang Anda kuasai adalah Bahasa Inggris. Tampaknya tidak ada kemampuan berbahasa yang penggunaannya mutlak diperlukan oleh semua orang yang ingin memasuki dunia global kecuali kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Anda yang dapat menguasai secara hebat kemampuan menggunakan bahasa Inggris ini, sesungguhnya sudah menggenggam separo dunia. Hal ini karena 42 negara di dunia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya. Dan hampir 80% bahasa yang dipergunakan di dunia internet adalah bahasa Inggris juga. Bahkan dikatakan bahwa bahasa Inggris secara de facto merupakan bahasa dunia.
Untuk bisa berkiprah di era global, era perdagangan dunia dan persaingan bebas, maka bahasa Inggris, sebagai bahasa yang paling dominan digunakan dalam berbagai urusan dunia, menjadi alat komunikasi yang mutlak harus dikuasai oleh pelakunya. Jelasnya bahasa Inggris sebagai alat komunikasi bisa dijadikan modal untuk menjelajahi dan menguasai dunia, termasuk dunia kerja.
Dunia kerja sarat dengan persaingan. Para pemenang adalah para pencari kerja yang benar-benar siap. Kemampuan yang bagus tidaklah cukup untuk bersaing karena yang dicari adalah yang paling bagus di antara yang bagus (best of the best). Apalagi di masa mendatang, kita tidak hanya bersaing dengan pencari kerja di dalam negeri tapi juga dengan orang-orang dari luar negeri yang tentunya mempunyai kemampuan yang tidak sedikit. Tidaklah berlebihan apabila seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang baik, maka orang tersebut akan mampu mempelajari apa saja yang ia mau dan menguasai berbagai pengetahuan sebagai modal untuk bersaing di dunia kerja.
Kemampuan berbahasa Inggris yang baik tidak hanya dalam tataran teori (know what) saja, tapi harus disimpan dalam tataran praktikal (know how). Ia harus menguasai keterampilan berbahasa (four language skills) yaitu speaking, listening, reading, and writing. Keempat keterampilan bahasa inilah yang menjadi modal utama untuk mendapatkan pekerjaan sesuai yang diinginkan.
Sebagai bangsa yang terbuka, kita harus bisa memperoleh keuntungan yang kompetitif di era global ini. Lihat bagaimana orang-orang Filipina telah bekerja di luar negaranya, berinteraksi dengan baik di dunia kesehatan, perbankan, industri, pendidikan dan lapangan kerja lainnya. Seperti halnya orang-orang Malaysia dan Singapura, mereka memiliki kelebihan dengan sistem pendidikannya yang berbasis bahasa Inggris. Sedangkan kita, walau pun ada tuntutan dari luar negeri namun umumnya hanya menempati bidang pekerjaan ‘kelas dua’, seperti pembantu, pekerja bangunan, kelasi-kelasi kapal pesiar, atau yang lebih kita kenal TKI dan TKW-nya.
Sebagai gambaran, seorang ekspatriat (orang luar negeri yang bekerja di negeri kita) yang bekerja di perusahaan minyak di Indonesia bisa mendapatkan gaji sebesar 8000-10.000 dolar perbulan atau l.k. 70-100 juta/bulan. Padahal orang tersebut merupakan pengangguran di negaranya sendiri. Sedangkan orang Indonesia sendiri dengan tingkat pekerjaan yang sama hanya mendapat 30 juta/bulan. Dengan kata lain sebenarnya jika kita mempunyai kemampuan akademis yang baik dan bisa berbahasa Inggris dengan sangat baik pula, kita bisa menjadi ekspatriat di negara lain dan mendapatkan gaji yang besar karena ekspatriat pada umumnya dibayar dengan dolar.
Tak ada bidang pekerjaan atau pendidikan saat ini di mana bahasa Inggris tidak menjadi dominan di bidang pendidikan dan pelatihan teknik di tingkat yang lebih tinggi. Buku-buku literatur pendidikan tinggi di Indonesia pun masih banyak bertumpuk dalam bahasa aslinya, bahasa Inggris. Universitas-universitas internasional serta para peneliti dan ilmuwan di Jepang, Swis, Jerman, bahkan Perancis yang selalu membanggakan bahasanya juga ‘terpaksa’ menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan bahasa paper-paper penelitiannya jika mereka ingin meraih peminat yang luas.
Di Indonesia sendiri hampir semua perusahaan mensyaratkan para pekerja lamanya maupun pekerja yang akan direkrut mereka untuk bisa berbahasa Inggris, baik dalam berbicara maupun menulis atau dalam istilah bekennya ‘fluently oral and written in English’.
Kita memang ‘tidak beruntung’ pada masa kolonial, penguasa kita adalah bangsa Belanda, tidak seperti halnya tiga negara Asia yang disebutkan di atas yang berpenguasakan bangsa Inggris. Bahasa Belanda tidak berguna di dunia komunikasi dan bisnis internasional, bahkan jika Anda pergi ke Belanda dan berbicara dalam bahasa Belanda, orang Belanda sendiri mungkin akan menjawab pertanyaan Anda dengan bahasa Inggris.
Namun asal tahu saja, menurut pengalaman seorang guru bahasa Inggris yang telah melanglang buana mengajar di berbagai negara, dibandingkan negara-negara yang tergolong maju seperti Jepang dan Cina, orang Indonesia lebih mudah belajar bahasa Inggris dalam segala segi penguasaan keempat keterampilan bahasa. Ini bisa dijadikan modal utama untuk kita sebagai orang Indonesia dalam memulai sebuah langkah besar (a huge start) di era globalisasi ini.
Sehingga dengan demikian kemampuan akademis yang baik tidak lah cukup di dunia penuh persaingan ini. Kemampuan berbahasa Inggris dalam tataran praktikalnya merupakan syarat yang tidak bisa diabaikan. Jadi, apa pun bidang keahlian dan pekerjaan serta dari mana pun pendidikan yang akan dan telah Anda miliki, maka genapilah dengan menguasai bahasa Inggris untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi. (DARI BERBAGAI SUMBER)
Anda yang dapat menguasai secara hebat kemampuan menggunakan bahasa Inggris ini, sesungguhnya sudah menggenggam separo dunia. Hal ini karena 42 negara di dunia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya. Dan hampir 80% bahasa yang dipergunakan di dunia internet adalah bahasa Inggris juga. Bahkan dikatakan bahwa bahasa Inggris secara de facto merupakan bahasa dunia.
Untuk bisa berkiprah di era global, era perdagangan dunia dan persaingan bebas, maka bahasa Inggris, sebagai bahasa yang paling dominan digunakan dalam berbagai urusan dunia, menjadi alat komunikasi yang mutlak harus dikuasai oleh pelakunya. Jelasnya bahasa Inggris sebagai alat komunikasi bisa dijadikan modal untuk menjelajahi dan menguasai dunia, termasuk dunia kerja.
Dunia kerja sarat dengan persaingan. Para pemenang adalah para pencari kerja yang benar-benar siap. Kemampuan yang bagus tidaklah cukup untuk bersaing karena yang dicari adalah yang paling bagus di antara yang bagus (best of the best). Apalagi di masa mendatang, kita tidak hanya bersaing dengan pencari kerja di dalam negeri tapi juga dengan orang-orang dari luar negeri yang tentunya mempunyai kemampuan yang tidak sedikit. Tidaklah berlebihan apabila seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang baik, maka orang tersebut akan mampu mempelajari apa saja yang ia mau dan menguasai berbagai pengetahuan sebagai modal untuk bersaing di dunia kerja.
Kemampuan berbahasa Inggris yang baik tidak hanya dalam tataran teori (know what) saja, tapi harus disimpan dalam tataran praktikal (know how). Ia harus menguasai keterampilan berbahasa (four language skills) yaitu speaking, listening, reading, and writing. Keempat keterampilan bahasa inilah yang menjadi modal utama untuk mendapatkan pekerjaan sesuai yang diinginkan.
Sebagai bangsa yang terbuka, kita harus bisa memperoleh keuntungan yang kompetitif di era global ini. Lihat bagaimana orang-orang Filipina telah bekerja di luar negaranya, berinteraksi dengan baik di dunia kesehatan, perbankan, industri, pendidikan dan lapangan kerja lainnya. Seperti halnya orang-orang Malaysia dan Singapura, mereka memiliki kelebihan dengan sistem pendidikannya yang berbasis bahasa Inggris. Sedangkan kita, walau pun ada tuntutan dari luar negeri namun umumnya hanya menempati bidang pekerjaan ‘kelas dua’, seperti pembantu, pekerja bangunan, kelasi-kelasi kapal pesiar, atau yang lebih kita kenal TKI dan TKW-nya.
Sebagai gambaran, seorang ekspatriat (orang luar negeri yang bekerja di negeri kita) yang bekerja di perusahaan minyak di Indonesia bisa mendapatkan gaji sebesar 8000-10.000 dolar perbulan atau l.k. 70-100 juta/bulan. Padahal orang tersebut merupakan pengangguran di negaranya sendiri. Sedangkan orang Indonesia sendiri dengan tingkat pekerjaan yang sama hanya mendapat 30 juta/bulan. Dengan kata lain sebenarnya jika kita mempunyai kemampuan akademis yang baik dan bisa berbahasa Inggris dengan sangat baik pula, kita bisa menjadi ekspatriat di negara lain dan mendapatkan gaji yang besar karena ekspatriat pada umumnya dibayar dengan dolar.
Tak ada bidang pekerjaan atau pendidikan saat ini di mana bahasa Inggris tidak menjadi dominan di bidang pendidikan dan pelatihan teknik di tingkat yang lebih tinggi. Buku-buku literatur pendidikan tinggi di Indonesia pun masih banyak bertumpuk dalam bahasa aslinya, bahasa Inggris. Universitas-universitas internasional serta para peneliti dan ilmuwan di Jepang, Swis, Jerman, bahkan Perancis yang selalu membanggakan bahasanya juga ‘terpaksa’ menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan bahasa paper-paper penelitiannya jika mereka ingin meraih peminat yang luas.
Di Indonesia sendiri hampir semua perusahaan mensyaratkan para pekerja lamanya maupun pekerja yang akan direkrut mereka untuk bisa berbahasa Inggris, baik dalam berbicara maupun menulis atau dalam istilah bekennya ‘fluently oral and written in English’.
Kita memang ‘tidak beruntung’ pada masa kolonial, penguasa kita adalah bangsa Belanda, tidak seperti halnya tiga negara Asia yang disebutkan di atas yang berpenguasakan bangsa Inggris. Bahasa Belanda tidak berguna di dunia komunikasi dan bisnis internasional, bahkan jika Anda pergi ke Belanda dan berbicara dalam bahasa Belanda, orang Belanda sendiri mungkin akan menjawab pertanyaan Anda dengan bahasa Inggris.
Namun asal tahu saja, menurut pengalaman seorang guru bahasa Inggris yang telah melanglang buana mengajar di berbagai negara, dibandingkan negara-negara yang tergolong maju seperti Jepang dan Cina, orang Indonesia lebih mudah belajar bahasa Inggris dalam segala segi penguasaan keempat keterampilan bahasa. Ini bisa dijadikan modal utama untuk kita sebagai orang Indonesia dalam memulai sebuah langkah besar (a huge start) di era globalisasi ini.
Sehingga dengan demikian kemampuan akademis yang baik tidak lah cukup di dunia penuh persaingan ini. Kemampuan berbahasa Inggris dalam tataran praktikalnya merupakan syarat yang tidak bisa diabaikan. Jadi, apa pun bidang keahlian dan pekerjaan serta dari mana pun pendidikan yang akan dan telah Anda miliki, maka genapilah dengan menguasai bahasa Inggris untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi. (DARI BERBAGAI SUMBER)
Comments