GEDUNG/RUANG, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Gedung/ruangan perpustakaan
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya
diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung
apabila merupakan bangunan besar dan permanent, terpisah dari gedung lain
sedangkan apabila hanya menempati sebagian dari sebuah gedung atau hanya
sebuah bangunan (penggunan ruang kelas), relatif kecil disebut ruangan
perpustakaan.
2. Perabot perpustakaan
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan
perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai
perpustakaan dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk
terselenggaranya perpustakaan.
Yang termasuk dalam perabot/perlengkapan perpustakaan antara lain :
a. Rak buku
b. Rak majalah
c. Rak surat kabar
d. Rak atlas dan kamus
e. Papan peraga / pameran
f. Laci penitipan tas
g. Lemari catalog
h. Lemari multi media
i. Lemari Arsip
j. Meja dan kursi sirkulasi
k. Meja dan kursi baca
l. Meja dan kursi pegawai
m. Kereta buku, barang
n. Tangga beroda
3. Peralatan perpustakaan
Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara
langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk
dalam perlengkapan perpustakaan antara lain :
a. buku pedoman perpustakaan
b. Buku klasifikasi
c. Kartu catalog
d. Buku Induk
e. Kantong buku
f. Lembar tanggal kembali
g. Label
h. Cap inventaris
i. Cap perpustakaan
j. Bak stempel
k. Kartu pemesanan
l. Mesin ketik/Komputer
m. ATK
n. Selotip
o. Lem dll.
PENENTUAN LOKASI GEDUNG/RUANGAN PERPUSTAKAAN
Penentuan lokasi perpustakaan agar dapat maksimal
pemanfaatannya harus dapat memenuhi kriteria diantaranya :
a. Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan dilakukannya
perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan
perpustakaan
b. Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat pendidikan (sekolah), pemerintahan dan tentunya pemukiman.
c. Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung dengan
ruangan lain
d. Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak membuang-buang
waktu secara sia-sia
e. Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara keras
dan kegaduhan
ALOKASI GEDUNG/RUANGAN PERPUSTAKAAN
Perpustakaan pada umumnya minimal memiliki 4 (empat) macam
ruangan diantaranya :
- Ruang koleksi buku (rak-rak buku)
1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165 buku
eksemplar buku dan jarak antar rak 100-110 cm. Jadi dapat dihitung
berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan untuk menempatan rak dan
dapat disesuaikan dengan bahan pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu
dipertimbangkan untuk tahun-tahun yang akan datang.
- Ruang baca
Disesuaikan dengan ruang yang ada. Idealnya terpisah dari ruang koleksi dengan lulas yang mencukupi.
- Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang Staf
Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan buku luas
ruangan tergantung berapa jumlah pengelola perpustakaan diperkirakan
setiap petugas memerlukan 2,5 m2.
- Ruang sirkulasi
Ruang ini dipergunakan untuk melayani peminjaman
dan pengembalian buku, ruang yang diperlukan minimal cukup untuk
meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya.
PEMBAGIAN RUANG MENURUT FUNGSI
Menurut fungsinya pembagian persentase untuk masing-masing ruang
adalah sebagai berikut ;
- untuk perpustakaan dengan system tertutup
• areal untuk koleksi 45 %
• areal untuk pengguna 25 %
• areal untuk staf 20 %
• areal untuk keperluan lain 10 %
- untuk perpustakaan dengan sistem terbuka
• areal koleksi dan pengguna 70 %
• areal untuk staf 20 %
• areal untuk keperluan lain 10 %
Yang termasuk dalam areal koleksi adalah ;
- areal buku rujukan
- areal majalah, surat kabar/ kliping
- areal koleksi non buku
Sedangkan yang termasuk areal pengguna adalah ;
- areal peminjaman
- areal baca yang bercampur dengan koleksi
- areal katalog perpustakaan
- areal fotocopy
- areal baca perorangan / studi carel
- areal pameran
Yang termasuk areal staf :
- areal pengadaan, pengolahan
- areal kerja pimpinan
- areal komputer pengolahan
- areal tata usaha/administrasi
- areal makan
- gudang buku dan perlengkapan
BENTUK RUANG
Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur sangkar, karena paling
mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot apalagi bila rak buku yang
dimiliki banyak dan lalu lintas yang ramai. Bentuk ini juga paling baik dan
mudah dalam pengaturan pencahayaan/ penerangan
TATA RUANG
Merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan antar
ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan
dan pengawasan.
Penempatan perabotan perpustakaan diletakkan sesuai dengan fungsi
dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan sebagai contoh :
- lobi
lemari penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu,
meja dan kursi petugas
- ruang peminjaman
meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu
pengguna, jika sudah otomosi maka computer , bacode reader dan
kursi petugas.
- ruang koleksi buku
rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku, tangga beroda
- ruang baca
meja kursi baca kelompok, perorangan ( studi karel) dan meja kamus
- ruang administrasi
meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer,
telpon, kereta buku, lemari buku dsb.
PENERANGAN, VENTILASI SERTA PENGAMANAN
Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah
membaca atau membuat silau. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menghindari sinar matahari langsungserta memilih jenis yang dapat
memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan,
misalnya :
- lampu pijar : memberikan cahaya setempat
- lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata
- lampu sorot ; memberi cahaya yang terfokus pad obyek tertentu
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan selain untuk petugas
juga diperlukan untuk bahan pustaka. Ada 2 macam sistem ventilasi :
- Ventilasi pasif
Ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angina atau
jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah
angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding
persyaratan dan fasilitas ruang (10 % dari luas ruang yang
bersangkutan). Bila menggunkan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya
rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan
terhindar dari sinar matahari langsung.
- Ventilasi aktif
Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu
menggunakan AC. Karena temperatur dan
kelembaban ruang perpustakaan yang kontans maka dapat menjaga
keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka,
pandang dengan dan computer.
PENGAMANAN
Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila terjadi
sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, hama dll.
- Kebakaran
Penempatan jalam darurat kearah luar pada tempat-tempat
strategis yang mudah dicapai
Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar
Penyediakan alat-alat pemadam kebakaran
Alat pendeteksi kebakaran ( alarm sistem)
- Gempa bumi, angin topan, air hujan, banjir dan petir
Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi dari
pada tanah disekitar bangunan
Sistem drainasi pembuangan air hujan jangan menimbulkan
genangan pada halaman perpustakaan
Perencanaan bangunan tahan gempa
Memasang system penangkal petir terutama pada bangunan
bertingkat
- Hama
Pemilihan bangunan yang tahan hama
Mengurangi celah-celah kecil pada bangunan yang dapat
dijadikan rumah tikus
Memberikan suntikan anti rayap disekeliling bangunan
- Pencurian bahan pustaka
Sistem perencanaan satu pintu keluar masuk
Peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan pada tempat
yang sullit dijangkau
PENGGUNAAN RAMBU-RAMBU
Rambu-rambu dalam perpustakaan selain untuk memperindah ruangan
juga membantu pengguna menemukan dan memanfaatkan koleksi dan
fasilitas perpustakaan secara maksimal. Rambu-rambu dibuat dalam bentuk
tulisan, simbol ataupun gambar.
Contoh rambu di dalam perpustakaan seperti simbol atau tulisan “
meja informasi”, “ Penitipan Barang “, ‘ Harap Tenang” atau “Dilarang
merokok”. Dalam mendesain rambu di perpustakaan perlu memperhatikan
huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca dari jauh dengan
ukuran yang proposional. Kata-kata yang digunakan juga harus yang singkat
lugas, informasi secukupnya dan konsisten. Di dalam penempatan ramburambu
perpustakaan biasanya menggunakan metode digantung diplafon
diatara rak, ditempel didinding atau perabot, ditempatkan berdiri diatas
lantai atau perabot perpustakaan.
Original by Sri Purwati
(email: bacapustaka@yahoo.com)
Disampaikan pada Diklat Pengelola Perpustakaan MTs. Depag Prov. Jatim
Surabaya, 1-10 November 2006 & telah diterbitkan pada Mimbar Pustaka Jatim No 01/Th.I/Januari-
Maret 2007
Edited by Alif
1. Gedung/ruangan perpustakaan
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya
diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung
apabila merupakan bangunan besar dan permanent, terpisah dari gedung lain
sedangkan apabila hanya menempati sebagian dari sebuah gedung atau hanya
sebuah bangunan (penggunan ruang kelas), relatif kecil disebut ruangan
perpustakaan.
2. Perabot perpustakaan
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan
perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai
perpustakaan dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk
terselenggaranya perpustakaan.
Yang termasuk dalam perabot/perlengkapan perpustakaan antara lain :
a. Rak buku
b. Rak majalah
c. Rak surat kabar
d. Rak atlas dan kamus
e. Papan peraga / pameran
f. Laci penitipan tas
g. Lemari catalog
h. Lemari multi media
i. Lemari Arsip
j. Meja dan kursi sirkulasi
k. Meja dan kursi baca
l. Meja dan kursi pegawai
m. Kereta buku, barang
n. Tangga beroda
3. Peralatan perpustakaan
Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara
langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk
dalam perlengkapan perpustakaan antara lain :
a. buku pedoman perpustakaan
b. Buku klasifikasi
c. Kartu catalog
d. Buku Induk
e. Kantong buku
f. Lembar tanggal kembali
g. Label
h. Cap inventaris
i. Cap perpustakaan
j. Bak stempel
k. Kartu pemesanan
l. Mesin ketik/Komputer
m. ATK
n. Selotip
o. Lem dll.
PENENTUAN LOKASI GEDUNG/RUANGAN PERPUSTAKAAN
Penentuan lokasi perpustakaan agar dapat maksimal
pemanfaatannya harus dapat memenuhi kriteria diantaranya :
a. Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan dilakukannya
perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan
perpustakaan
b. Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat pendidikan (sekolah), pemerintahan dan tentunya pemukiman.
c. Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung dengan
ruangan lain
d. Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak membuang-buang
waktu secara sia-sia
e. Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara keras
dan kegaduhan
ALOKASI GEDUNG/RUANGAN PERPUSTAKAAN
Perpustakaan pada umumnya minimal memiliki 4 (empat) macam
ruangan diantaranya :
- Ruang koleksi buku (rak-rak buku)
1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165 buku
eksemplar buku dan jarak antar rak 100-110 cm. Jadi dapat dihitung
berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan untuk menempatan rak dan
dapat disesuaikan dengan bahan pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu
dipertimbangkan untuk tahun-tahun yang akan datang.
- Ruang baca
Disesuaikan dengan ruang yang ada. Idealnya terpisah dari ruang koleksi dengan lulas yang mencukupi.
- Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang Staf
Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan buku luas
ruangan tergantung berapa jumlah pengelola perpustakaan diperkirakan
setiap petugas memerlukan 2,5 m2.
- Ruang sirkulasi
Ruang ini dipergunakan untuk melayani peminjaman
dan pengembalian buku, ruang yang diperlukan minimal cukup untuk
meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya.
PEMBAGIAN RUANG MENURUT FUNGSI
Menurut fungsinya pembagian persentase untuk masing-masing ruang
adalah sebagai berikut ;
- untuk perpustakaan dengan system tertutup
• areal untuk koleksi 45 %
• areal untuk pengguna 25 %
• areal untuk staf 20 %
• areal untuk keperluan lain 10 %
- untuk perpustakaan dengan sistem terbuka
• areal koleksi dan pengguna 70 %
• areal untuk staf 20 %
• areal untuk keperluan lain 10 %
Yang termasuk dalam areal koleksi adalah ;
- areal buku rujukan
- areal majalah, surat kabar/ kliping
- areal koleksi non buku
Sedangkan yang termasuk areal pengguna adalah ;
- areal peminjaman
- areal baca yang bercampur dengan koleksi
- areal katalog perpustakaan
- areal fotocopy
- areal baca perorangan / studi carel
- areal pameran
Yang termasuk areal staf :
- areal pengadaan, pengolahan
- areal kerja pimpinan
- areal komputer pengolahan
- areal tata usaha/administrasi
- areal makan
- gudang buku dan perlengkapan
BENTUK RUANG
Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur sangkar, karena paling
mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot apalagi bila rak buku yang
dimiliki banyak dan lalu lintas yang ramai. Bentuk ini juga paling baik dan
mudah dalam pengaturan pencahayaan/ penerangan
TATA RUANG
Merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan antar
ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan
dan pengawasan.
Penempatan perabotan perpustakaan diletakkan sesuai dengan fungsi
dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan sebagai contoh :
- lobi
lemari penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu,
meja dan kursi petugas
- ruang peminjaman
meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu
pengguna, jika sudah otomosi maka computer , bacode reader dan
kursi petugas.
- ruang koleksi buku
rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku, tangga beroda
- ruang baca
meja kursi baca kelompok, perorangan ( studi karel) dan meja kamus
- ruang administrasi
meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer,
telpon, kereta buku, lemari buku dsb.
PENERANGAN, VENTILASI SERTA PENGAMANAN
Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah
membaca atau membuat silau. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menghindari sinar matahari langsungserta memilih jenis yang dapat
memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan,
misalnya :
- lampu pijar : memberikan cahaya setempat
- lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata
- lampu sorot ; memberi cahaya yang terfokus pad obyek tertentu
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan selain untuk petugas
juga diperlukan untuk bahan pustaka. Ada 2 macam sistem ventilasi :
- Ventilasi pasif
Ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angina atau
jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah
angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding
persyaratan dan fasilitas ruang (10 % dari luas ruang yang
bersangkutan). Bila menggunkan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya
rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan
terhindar dari sinar matahari langsung.
- Ventilasi aktif
Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu
menggunakan AC. Karena temperatur dan
kelembaban ruang perpustakaan yang kontans maka dapat menjaga
keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka,
pandang dengan dan computer.
PENGAMANAN
Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila terjadi
sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, hama dll.
- Kebakaran
Penempatan jalam darurat kearah luar pada tempat-tempat
strategis yang mudah dicapai
Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar
Penyediakan alat-alat pemadam kebakaran
Alat pendeteksi kebakaran ( alarm sistem)
- Gempa bumi, angin topan, air hujan, banjir dan petir
Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi dari
pada tanah disekitar bangunan
Sistem drainasi pembuangan air hujan jangan menimbulkan
genangan pada halaman perpustakaan
Perencanaan bangunan tahan gempa
Memasang system penangkal petir terutama pada bangunan
bertingkat
- Hama
Pemilihan bangunan yang tahan hama
Mengurangi celah-celah kecil pada bangunan yang dapat
dijadikan rumah tikus
Memberikan suntikan anti rayap disekeliling bangunan
- Pencurian bahan pustaka
Sistem perencanaan satu pintu keluar masuk
Peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan pada tempat
yang sullit dijangkau
PENGGUNAAN RAMBU-RAMBU
Rambu-rambu dalam perpustakaan selain untuk memperindah ruangan
juga membantu pengguna menemukan dan memanfaatkan koleksi dan
fasilitas perpustakaan secara maksimal. Rambu-rambu dibuat dalam bentuk
tulisan, simbol ataupun gambar.
Contoh rambu di dalam perpustakaan seperti simbol atau tulisan “
meja informasi”, “ Penitipan Barang “, ‘ Harap Tenang” atau “Dilarang
merokok”. Dalam mendesain rambu di perpustakaan perlu memperhatikan
huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca dari jauh dengan
ukuran yang proposional. Kata-kata yang digunakan juga harus yang singkat
lugas, informasi secukupnya dan konsisten. Di dalam penempatan ramburambu
perpustakaan biasanya menggunakan metode digantung diplafon
diatara rak, ditempel didinding atau perabot, ditempatkan berdiri diatas
lantai atau perabot perpustakaan.
Original by Sri Purwati
(email: bacapustaka@yahoo.com)
Disampaikan pada Diklat Pengelola Perpustakaan MTs. Depag Prov. Jatim
Surabaya, 1-10 November 2006 & telah diterbitkan pada Mimbar Pustaka Jatim No 01/Th.I/Januari-
Maret 2007
Edited by Alif
Comments