Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2007

Penawaran Kerja Sama/Partnership Offers

Keterlibatan dan komitmen Anda terhadap kegiatan kami, sangat kami hargai dan diharapkan bisa berlangsung secara berkala. Sebagai kompensasi bantuan berkala dari Anda, maka kami akan memberikan, di antaranya; 1. Pemberitahuan setiap kegiatan yang akan kami adakan beserta laporan pertanggungjawabannya melalui surat email. 2. Laporan keuangan per bulan (khusus untuk donasi finansial serta sarana dan prasarana lainnya). 3. Laporan Pertanggungjawaban Triwulan Kegiatan Harian Perpustakaan termasuk di dalamnya statistik anggota, statistik peminjam dan statistik buku yang dipinjam per bulan. Laporan ini akan diberikan setiap 3 bulan sekali melalui pos. Berlaku untuk donatur finansial, sarana, prasarana maupun bahan pustaka. Berikut poin 4 sampai 6 berlaku untuk donatur bahan pustaka. 4. Pencantuman nama donatur dan jenis donasinya di situs kami. 5. Pencantuman nama donatur dan jenis donasinya di belasan milis internet yang berkaitan dengan literasi dan pendidikan. 6. Pencantuman logo donatur

Inventarisasi Perpustakaan/Library Inventories

Berikut adalah inventarisasi peralatan dan perlengkapan (selain bahan pustaka) yang saat ini tersedia di perpustakaan (per Juni 2007): No/Nama Barang/Jumlah 1. Spidol - 5 2. Pulpen - 3 3. Stabilo - 1 4. Klip buku - ada 5. Selotip - 2 6. cutter - 1 7. Stempel BB -1 8. Tinta stempel - 1 9. Bak Tinta - 1 10. Whiteboard - 1 11. Tempat Sampah - 2 12. Ember – 1 13. Sapu - 1 14. Pelubang kertas - 1 15. Binder - 1 16. Gunting - 2 17. Tipe ex - 2 18. Stempel Tanggal - 1 19. Lem - 1 20. Serutan - 1 21. Galon Air minum - 1 22. Rak buku - 5 23. Meja petugas - 2 24. Karpet - 2 25. Plastik mika bungkus buku - 1 rol 26. Kalender 2007 - 1 27. Tempat brosur/pamflet - 1

Agenda Kegiatan/Activity Schedule

Berikut agenda kegiatan yang diselenggarakan oleh Beranda Buku dan kegiatan yang diikuti pengurus Beranda Buku di mana pengurus bertindak sebagai peserta: No Waktu Nama Kegiatan Pengurus Tempat Penyelenggara 1 Minggu, 17/12/2006 Jam 09.00-13.00 Launching Perpustakaan Beranda Buku All Crew Aula SMUN 1 Bale Endah Beranda Buku 2 Sabtu, 25/11/06, 02/12/06, 09/12/06, 25/01/07 Workshop DISTRIBUTORSesi I - IV Iin, Sandi Perpustakaan Bale Pustaka dan Mizan Media Utama Dipan Senja dan Lawang Buku 3 Sabtu, 06/01/07Jam 09.00 – 12.00 Tahun Internasional Planet Bumi 2007-2009 Fitri, Nita, Yani Auditorium PSG Jl. Diponegoro 57 Bandung Pusat Survey Geologi 4 Kamis-Rabu, 01/02/07 s.d 07/02/07 Pameran Buku Bandung All Landmark Braga IKAPI Jabar 5 Jum’at-Selasa, 02/02/07 s.d 08/02/07 Pameran Buku Jogjakarta Erma, Firman Jogjakarta IKAPI Jogja 6 Sabtu, 24/02/07Jam 19.00-21.00 Diskusi Besar & Launching 10 Buku FLP Iin, Dina Aula Serbaguna Departemen Pendidikan Nasional Panitia Milad ke-10 Forum Lingka

Mengkaji Tetsuko Kuroyanagi, Menafasi Pemikiran Kobayashi

(Dalam Totto Chan, Gadis Cilik di Jendela) Totto Chan, Gadis Cilik di Jendela, merupakan cerita kenang-kenangan masa kecil dari Tetsuko Kuroyonagi di suatu sekolah dasar. Totto Chan gadis kecil berumur 7 tahun, sulit diterima di sekolah umum karena hiperaktif. Sejak dikeluarkan dari sekolah lamanya, ia kemudian bersekolah di Tomoe Gakuen, sekolah dengan kelas-kelas gerbong kereta, dan di sanalah ia berjumpa dengan Sassaku Kobayashi. Latar belakang cerita adalah awal Perang Dunia II. Sekolah itu selesai riwayatnya bersamaan dengan peristiwa pemboman Amerika atas Jepang. Buku ini ia persembahkan untuk seorang pendidik, Sassaku Kobayashi, pendiri dan Kepala Sekolah Tomoe Gakuen. Buku tersebut telah menginspirasi banyak pendidik sampai sekarang, hingga menjadi acuan wajib sekolah-sekolah dasar di Jepang. Makna yang dapat ditafsirkan dari cerita Tetsuko tentang sistem pendidikan yang ia terima di sekolah dasar adalah suatu pembebasan. Tepatnya, pendidikan yang membebaskan. Kobayashi lebih d

Bibliohisme: Gila Buku atau Karena Buku Jadi Gila

Menggilai buku adalah wajar-wajar saja. Tentu dalam tahap yang tidak mengkhawatirkan. Namun, ada kasus di mana orang bisa gila karena buku atau menggilai buku secara berlebihan. Boulard, seorang ahli hukum asal Perancis yang hidup pada abad ke-18, begitu bernafsu membeli buku. Sampai rumahnya tak cukup untuk menampung buku-bukunya, bahkan ia membeli enam rumah lagi untuk buku-bukunya. Sampai meninggalnya, Boulard memiliki 600 ribu sampai 800 ribu jilid buku. Dan ketika diloakkan, semuanya baru habis setelah lima tahun. Kegilaannya adalah Boulard tak membaca buku-buku tersebut. Richard Heber, asal Inggris dan hidup pada abad ke-19, mirip dengan Boulard. Koleksinya yang berjumlah 200 ribu sampai 300 ribu buku, memaksa ia memiliki delapan rumah. Bedanya dengan Boulard, ia membeli dan selalu membaca buku-bukunya bahkan sampai akhir hayatnya. Biblioholisme adalah hasrat untuk membeli, membaca, menyimpan, dan mengagumi buku yang cenderung berlebihan. Pelakunya disebut biblioholik. Tom Raabe,

Memandang Seni Fotografi, Membahasakan Realitas

(Dari Pameran Fotografi Common Ground: Aspek Pengalaman Muslim kontemporer ) Sejarah Fotografi Sejarah fotografi saat ini, berhutang banyak pada beberapa nama yang memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan fotografi sampai era digital sekarang. Kita mencatat nama Al Hazen, seorang pelajar berkebangsaan Arab yang menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil pada tahun 1000 M. Kurang lebih 400 tahun kemudian, Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama. Namun Battista Delta Porta, juga menulis hal tersebut, sehingga kemungkinannya dia yang dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui bukunya, Camera Obscura. Awal abad 17, Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang tak bertahan lama. Hanya saja masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan pr

Pendidikan Tinggi atau Pekerjaan ????

Hari ini saya membaca artikel dari teman, tepatnya di muat di Kompas (07/05/2007). Artikel tersebut menceritakan beberapa orang yang terpaksa bekerja serabutan dan tidak sesuai dengan keahliannya lantaran kena dampak PHK di tempat kerjanya. Beberapa dan hampir sebagian di antara mereka adalah tenaga – tenaga terlatih dan berpendidikan tinggi, bahkan ada yang pernah menjalani studi di luar negeri. Namun, kesempatan kerja yang sedikit serta umur yang beranjak tua membuat mereka tidak diterima lagi untuk bekerja sesuai dengan keahliannya. Pekerjaan – pekerjaan informal dan tidak banyak dihargai orang diantaranya seperti tukang cat, jualan gorengan, buka warung kopi, tukang es krim dan bahkan menjadi supir panggilan dengan upah ala kadarnya dan sangat di bawah standar. Langkanya ketersediaan lapangan kerja, memang sudah menjadi hal klasik di negeri tercinta di mana puluhan ribu lowongan kerja harus diperebutkan oleh berjuta orang pencari kerja. Dahulu kala, seorang sarjana begitu dihargai