Menghadiri Seminar Hari Pendidikan Nasional : Membangun Indonesia Melalui Pendidikan yang Berkualitas
Walaupun boleh di bilang event ini telat ( baca : tanggal 17 Mei 2008), Ikatan Pelajar Mahasiswa Pascasarjana di Perth (AIPPSA) mengadakan seminar pendidikan nasional dengan tema : “MEMBANGUN INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS”. Di lihat dari judulnya, terang saja pendidikan kita BELUM berkualitas. Beberapa pembicara memaparkan makalahnya ( satu dari Rektor UMS ; Universitas Muhamadiyah Surabaya, Bpk.Prof.Dr Zainudin Maliki, dan Ibu Siti dengan Suaminya Mr.Jeffrey yang asli Amerika, beliau adalah research fellow di UWA, WA).
Seminar diikuti oleh beberapa pelajar yang sedang menimba ilmu di perth yang rata-rata para peneliti dan dosen. Serruuu siih..beberapa diskusi yang menginspirasi terlontar, seperti format pendidikan berbasis kompetensi yang dikritik karena methodenya masih belajar di kelas. Sang rektor memperlihatkan gambar sebuah kelas di salah satu Senior High School di West Oztrali yang mirip sebuah gudang dimana computer,buku, dan beberapa alat peraga lainnya diletakkan bersama-sama dikelas sebagai media pembelajaran, bukan kumpulan meja dan kursi belajar yang tersusun rapi dimana para siswa duduk manis mendengarkan penjelasan para gurunya..
Satu lagi, Sang pembicara memperlihatkan gambaran library hasil kunjungannya ke British Library. Waaah…bukan bandingannya yang pasti, kalau emang the best library di Indonesia dibandingkan dengan British Library yang entah kapan berapa abad lagi kita bisa menyusul mereka..(bukanya pesimis lho..hmm..tapi ini fakta.kadang pahit..). Di situ library sebuah tempat yang menyenangkan.
Beliau juga menambahkan, bahwa faktanya beberapa library disekolah-sekolah menempatkan perpustakaannya di sebuah ruangan di pojok deket kantin dengan ruangnya yang sempit dan terisolasi dari lingkungan sekitar ( duhh..kayaknya koq segitunya gambaran library di kita ya.., yang Librarian jangan tersinggung ya..hehe..banyak juga koq librarian yang peduli).
Di sela diskusi tentang kondisi library itu, salah satu peserta yang memang sedang riset di bidang media dan komunikasi di Curtin University mengungkapkan tentang risetnya mengenai kondisi Perpustakaan di Tanah Air. Menurut hasil pengamatannya; dari 2700 sekian jumlah universitas yang ada di Indonesia, hanya 550 sekian yang punya perpustakaan. SURPRISING !!!..Bukan?? belum lagi perpustakaan sekolah menengah dan dasar. Weleeeh..sudahlah..itu FAKTA, jangan mengeluhkan realitas itu.
Jadi, INTI-nya kita memang miskin literature..(wah..wah..alamat bahaya kalo masih dibiarkan ya..)
Real Actions..
Di sela seminar tersebut, kami mensosialisasikan salah satu program kami yakni “pengadaan buku-buku berliterasi bahasa inggris”. Dan Alhamdulillah, semua hadirin merespon ide baik ini. Rencananya, AIPPSA akan mengkoordinir kegiatan pengumpulan buku-buku tersebut dari Perth, Western Australia dibantu oleh Konjen RI di perth (thanks Pa Konsul, yang mau sharing kontainernya..). Masalah teknis seperti pengumpulan dana, pembelian buku-buku akan didiskusikan lebih lanjut dalam rapat intern AIPPSA ( semoga kegiatan ini cepat terwujud..). Kami juga sampaikan sharing kegiatan yang sama yang telah dilakukan oleh teman-teman pelajar Indonesia di Queensland (http://bukuuntukanakbangsa.blogspot.com) kepada para peserta seminar. Harapan kami semoga kegiatan ini ditiru oleh seluruh pelajar dan siapa saja orang Indonesia baik itu didalam ataupun di luar negeri demi kemajuan pendidikan bangsa, khususnya generasi muda yang akan menjadi pewaris bangsa ini ( walaaah..ngomongnya retorik banget yaa..hehe..sudahlah..kalo yang setuju dan tidak setuju, silahkan comment ??!!).
Sementara itu, Bapak Rektor bertindak sebagai pembicara, mengaku banyak inspirasi dan ide yang akan dibawa ke Indonesia untuk pengembangan Kampusnya di Surabaya. Semoga beberapa diskusi dan ide-ide yang terlontar tidak hanya sebuah diskusi yang berbobot yang kemudian sirna kualitasnya karena tidak ada bentuk “perwujudannya” di alam nyata (selama ini hanya di dalam tulisan dan otaknya masing2 hehe..).
Self Reflection..
Pelajaran yang kami dapat setelah mengikuti seminar ini : “ kami; BERANDA BUKU semakin bertekad untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan perpustakaan di tanah air, mensupport local schools and meng-encourage anak-anak khususnya usia sekolah untuk rajin datang ke perpustakaan dan berusaha membuat kondisi perpustakaan seMENARIK mungkin dan menambah koleksi buku yang up to date dan berkualitas dan menjalin kerjasama yang intens baik itu dengan lembaga serupa, pihak sekolah dan pihak pemerintah sebagai decision maker.
Seminar diikuti oleh beberapa pelajar yang sedang menimba ilmu di perth yang rata-rata para peneliti dan dosen. Serruuu siih..beberapa diskusi yang menginspirasi terlontar, seperti format pendidikan berbasis kompetensi yang dikritik karena methodenya masih belajar di kelas. Sang rektor memperlihatkan gambar sebuah kelas di salah satu Senior High School di West Oztrali yang mirip sebuah gudang dimana computer,buku, dan beberapa alat peraga lainnya diletakkan bersama-sama dikelas sebagai media pembelajaran, bukan kumpulan meja dan kursi belajar yang tersusun rapi dimana para siswa duduk manis mendengarkan penjelasan para gurunya..
Satu lagi, Sang pembicara memperlihatkan gambaran library hasil kunjungannya ke British Library. Waaah…bukan bandingannya yang pasti, kalau emang the best library di Indonesia dibandingkan dengan British Library yang entah kapan berapa abad lagi kita bisa menyusul mereka..(bukanya pesimis lho..hmm..tapi ini fakta.kadang pahit..). Di situ library sebuah tempat yang menyenangkan.
Beliau juga menambahkan, bahwa faktanya beberapa library disekolah-sekolah menempatkan perpustakaannya di sebuah ruangan di pojok deket kantin dengan ruangnya yang sempit dan terisolasi dari lingkungan sekitar ( duhh..kayaknya koq segitunya gambaran library di kita ya.., yang Librarian jangan tersinggung ya..hehe..banyak juga koq librarian yang peduli).
Di sela diskusi tentang kondisi library itu, salah satu peserta yang memang sedang riset di bidang media dan komunikasi di Curtin University mengungkapkan tentang risetnya mengenai kondisi Perpustakaan di Tanah Air. Menurut hasil pengamatannya; dari 2700 sekian jumlah universitas yang ada di Indonesia, hanya 550 sekian yang punya perpustakaan. SURPRISING !!!..Bukan?? belum lagi perpustakaan sekolah menengah dan dasar. Weleeeh..sudahlah..itu FAKTA, jangan mengeluhkan realitas itu.
Jadi, INTI-nya kita memang miskin literature..(wah..wah..alamat bahaya kalo masih dibiarkan ya..)
Real Actions..
Di sela seminar tersebut, kami mensosialisasikan salah satu program kami yakni “pengadaan buku-buku berliterasi bahasa inggris”. Dan Alhamdulillah, semua hadirin merespon ide baik ini. Rencananya, AIPPSA akan mengkoordinir kegiatan pengumpulan buku-buku tersebut dari Perth, Western Australia dibantu oleh Konjen RI di perth (thanks Pa Konsul, yang mau sharing kontainernya..). Masalah teknis seperti pengumpulan dana, pembelian buku-buku akan didiskusikan lebih lanjut dalam rapat intern AIPPSA ( semoga kegiatan ini cepat terwujud..). Kami juga sampaikan sharing kegiatan yang sama yang telah dilakukan oleh teman-teman pelajar Indonesia di Queensland (http://bukuuntukanakbangsa.blogspot.com) kepada para peserta seminar. Harapan kami semoga kegiatan ini ditiru oleh seluruh pelajar dan siapa saja orang Indonesia baik itu didalam ataupun di luar negeri demi kemajuan pendidikan bangsa, khususnya generasi muda yang akan menjadi pewaris bangsa ini ( walaaah..ngomongnya retorik banget yaa..hehe..sudahlah..kalo yang setuju dan tidak setuju, silahkan comment ??!!).
Sementara itu, Bapak Rektor bertindak sebagai pembicara, mengaku banyak inspirasi dan ide yang akan dibawa ke Indonesia untuk pengembangan Kampusnya di Surabaya. Semoga beberapa diskusi dan ide-ide yang terlontar tidak hanya sebuah diskusi yang berbobot yang kemudian sirna kualitasnya karena tidak ada bentuk “perwujudannya” di alam nyata (selama ini hanya di dalam tulisan dan otaknya masing2 hehe..).
Self Reflection..
Pelajaran yang kami dapat setelah mengikuti seminar ini : “ kami; BERANDA BUKU semakin bertekad untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan perpustakaan di tanah air, mensupport local schools and meng-encourage anak-anak khususnya usia sekolah untuk rajin datang ke perpustakaan dan berusaha membuat kondisi perpustakaan seMENARIK mungkin dan menambah koleksi buku yang up to date dan berkualitas dan menjalin kerjasama yang intens baik itu dengan lembaga serupa, pihak sekolah dan pihak pemerintah sebagai decision maker.
Comments