Judul: 24 Wajah Billy
Penulis : Daniel Keyes
Penerjemah: Miriasti, Medo Satrio
Penerbit : Qanita (Mizan Grup), 2005
Membaca buku ini, saya mengajak Anda ikut menjelajahi labirin-labirin pikiran Billy, lelaki muda yang menderita dan tak punya kendali atas dunianya sendiri.
Hidup tanpa perenungan tidaklah berarti, begitu kira-kira kata Socrates. Tanpa perenungan, kemampuan untuk mengerti dan memahami, kehidupan yang datang hanya berupa patahan atau pecahan-pecahan pikiran, perasaan, khayalan, kegembiraan, kecemasan, ketakutan bahkan keputusasaan. Hal inilah yang terjadi pada kehidupan Billy. Hidup baginya berupa labirin-labirin, yang kacau balau dan menyesatkan, seakan tanpa tujuan, tanpa arah dan tanpa makna.
Anda tentu bertanya-tanya siapa Billy ini?. Adalah William Stanley Milligan, seorang pemuda yang ditahan atas tuduhan melakukan serangkaian pemerkosaan di kampus Ohio State University pada akhir tahun 1970-an. Dalam proses menyiapkan pembelaannya, para pengacara negara yang ditugasi membela Billy, menemukan sebuah fakta yang mengejutkan bahwa lelaki yang dibelanya ini memiliki kepribadian ganda. Bukan hanya 2, 3 atau empat sosok yang terdapat dalam diri Billy, melainkan 24!
Sosok-sosok kepribadian ini masing-masing unik, di permulaan buku disebutkan satu persatu nama dari sosok-sosok tersebut. Lengkap beserta karakter-karakternya yang beragam dari anak berusia 3 tahun, anak seusia SD, remaja, laki-laki dewasa bahkan sosok perempuan. Sangat menarik, karena Anda akan dibuat heran jika mengetahui sosok mana yang memakai tubuh Billy dalam pemerkosaan yang menyebabkannya ditangkap.
Daniel Keyes, seorang novelis terkemuka yang juga Profesor dalam Bahasa Inggris dan Penulisan Kreatif ini, apik sekali mengungkapkan dinamika kehidupan Billy. Ia ingin Anda tidak hanya membacanya, tapi juga menyelami kehidupan Billy.
Buku yang mendapat nominasi Best True Crime Category Edgar Award oleh The Mistery Writers of America ini, terbagi menjadi tiga bagian utama. Bagian satu, Masa Galau, diawali dari peristiwa tertangkapnya Bily hingga terdiagnosanya kepribadian ganda pada diri Billy. Sampai akhirnya ia dirawat Dr. David Caul yang mendapati sosok ke-24, yang disebut Billy sebagai Sang Guru.
Bagian dua, Menjadi Sang Guru, saat Sang Guru ini menguraikan apa yang dilihat, dipikir, dan dilakukan sosok-sosok lain. Cerita masa kecilnya, beserta peristiwa-peristiwa traumatik yang menyebabkan Billy menjalani keterpecahan kepribadian yang rumit. Di sini Anda diajak untuk melihat bagaimana Billy tumbuh dengan perjuangan habis-habisan, dalam mengarang aneka cerita, membelokkan kebenaran dan memanipulasi berbagai alasan.
Bagian tiga, Usai Kemelut, setelah mendekam di beberapa Rumah Sakit Jiwa, dia dikembalikan ke bawah perawatan Dr. Caul untuk kemudian memulai proses penyembuhannya. Di sini Billy memulai proses perenungan hidupnya. Dia mempelajari dirinya, mengamati fase-fase sosok-sosok lain dalam dirinya, mulai menganggap sosok-sosok lain pada dirinya sebagai kerpibadian dan bukannya orang lain yang tidak bisa dikendalikan.
Di samping kekacauan yang terjadi dalam hidup Billy, tak ketinggalan, penulis pun ingin Anda melihat seberapa cerdasnya beberapa sosok kepribadian Billy. Di tengah-tengah buku ditampilkan beberapa karya sketsa dan lukisan-lukisannya yang sangat indah. Belum lagi, surat-surat pribadi yang menggambarkan perasaan terdalamnya, yang ditulis dengan kaidah bahasa yang cukup bagus. Simak salah satu pernyataannya di halaman 673, “…Kami tahu bahwa sebuah dunia tanpa rasa sakit adalah dunia tanpa perasaan … tetapi dunia tanpa perasaan adalah dunia tanpa rasa sakit”.
Membaca buku berdasarkan riset bertahun-tahun ini, bagaikan membaca buku Psikologi tentang kepribadian ganda. Anda akan mengetahui bagaimana mekanisme dan tanda-tanda khas seseorang yang menderita kepribadian ganda. Asal muasal dan pemicu terjadinya pecahan kepribadian itu. Serta metode penanganan penderita kasus yang dikategorikan dalam Dissociative Disorders ini, suatu gangguan temporal yang menyebabkan gagalnya fungsi memori atau hilangnya kontrol terhadap emosi.
Hal ini pula yang menyebabkan kita, para pembaca awam, agak dibingungkan dengan istilah-istilah Psikologi yang cukup asing, tersebar dalam buku ini. Kita pun akan dibuat mengambang pada akhir kisah, bertanya-tanya apa yang terjadi selanjutnya pada Billy. Apakah dia dinyatakan sembuh total atau sembuh dengan kemungkinan kambuh kembali.
Ketika buku ini pertama kali diterbitkan pun memang mengundang kontroversi, banyak yang percaya Billy benar-benar berkepribadian ganda. Sebagian yang lain menganggap Billy hanyalah seorang aktor yang sangat pintar memerankan tokoh-tokoh rekaannya untuk menghindar dari jeratan hukum yang berat. Terlepas dari kontroversi yang ada, kita memang dipaksa mengetahui fakta sosial yang jarang sekali diketahui umum ini. Di Indonesia sendiri kasus kepribadian ganda seperti ini, ada, walau tidak diketahui pasti data statistiknya.
By Alif
Comments