Mahalnya biaya pendidikan membuat sebagian orang menguburkan harapannya untuk meraih impiannya di masa depan. Banyak hal ini terjadi di sekitar kita, terutama mereka yang tidak punya cukup materi dan sarana penunjang lainnya untuk menuju ke arah itu. Sungguh keadaan yang sangat menyedihkan menimpa di negeri ini. Negeri yang menurut legenda menjadi sejarah sepanjang masa dengan kekayaannya yang melimpah. “Tongkat kayu pun jadi tanaman” sepenggal lirik lagu terkenal mengisahkan betapa suburnya negeri yang kita pijak ini. Hingga kitapun terlena dengan keadaan ini.
Melimpahnya kekayaan di negeri ini telah melenakan kita, sehingga tidak punya keinginan untuk bangkit menjadi lebih baik lagi. Satu generasi hingga ke generasi berikutnya, begitu seterusnya. Hingga kita menjadi yang sekarang ini.
Pendidikan adalah salah satu faktor penentu dalam menjalankan pembangunan. Suatu bangsa akan maju dengan kondisi pendidikan yang memadai. Karena disitulah kemampuan manusia di uji untuk bersaing dengan Negara lainnya.
Pendidikan yang menyeluruh akan memberikan pemahaman kita yang lebih akan artinya hidup ini. Selama ini kita terjebak oleh sempitnya pemahan arti pendidikan. Pendidikan formal menjadi faktor penentu dalam menentukan masa depan seseorang. Begitu lah orang tua dahulu mengajarkan kepada kita. “Kalau kita ingin menjadi anu, maka harus kuliah di anu”, begitu yang mereka selalu nasehatkan kepada kita. Dan,kitapun menaruh harapan banyak terhadap slogan itu. Dengan bekal harapan yang sama, kita menapaki pendidikan formal kita. Dan harapan yang tak sesuai dengan kenyataanpun datang. Banyak yang mengeluhkan bahwa harapannya tidak sesuai dengan apa yang kita telah cita-citakan sebelumnya. Setelah kita selesai kuliah, kita tidak seperti apa yang kita harapkan. Pendidikan formal tidak menjamin kita untuk bisa bekerja di bidang yang sama. Sehingga banyak orang yang stress dengan keadaan seperti ini.
Pendidikan sebenarnya berfungsi untuk mengembangkan pola berpikir kita. Bukan bertujuan untuk mencari pekerjaan yang sesuai. Pengembangan pola berpikir inilah yang akan melahirkan kita untuk berusaha mencari yang lebih baik. Meningkatkan harga diri kita dimata orang lain. Dan berusaha menciptakan keadaan yang membantu dalam menyelesaikan masalah bangsa ini. Bukan menjadi beban masalah bagi bangsa. Namun, justru sumbangan hasil pemikiran kita yang akan membantu dan berperan dalam perbaikan negeri ini.
Bertekad untuk tidak menjadi beban bagi orang lain dan bangsa ini sepertinya menjadi slogan yang pas buat kita bangkit membangun negeri ini dari keterpurukan yang telah sekian lama ada(Aa Gym).
Mari kita pikirkan langkah apa yang akan kita ambil untuk menjadi bagian dari solusi masalah bangsa ini. Jangan lagi menambah masalah, tetapi berperanlah aktif dalam menyelesaikan masalah bangsa ini.
Negeri ini menunggu kiprah kita untuk melakukan sebuah terobosan baru membangun elemen dasar bangsa yang kuat dan kokoh untuk mampu bersaing dan berdiri sejajar dengan Negara lain yang sudah maju.
Tunjukkan bahwa kita bisa. Selamat Berjuang menjadi pemenang. Terutama menjadi pemenang bagi diri sendiri.
*Diambil dari Iklan rokok Amile
By Afitchan
Melimpahnya kekayaan di negeri ini telah melenakan kita, sehingga tidak punya keinginan untuk bangkit menjadi lebih baik lagi. Satu generasi hingga ke generasi berikutnya, begitu seterusnya. Hingga kita menjadi yang sekarang ini.
Pendidikan adalah salah satu faktor penentu dalam menjalankan pembangunan. Suatu bangsa akan maju dengan kondisi pendidikan yang memadai. Karena disitulah kemampuan manusia di uji untuk bersaing dengan Negara lainnya.
Pendidikan yang menyeluruh akan memberikan pemahaman kita yang lebih akan artinya hidup ini. Selama ini kita terjebak oleh sempitnya pemahan arti pendidikan. Pendidikan formal menjadi faktor penentu dalam menentukan masa depan seseorang. Begitu lah orang tua dahulu mengajarkan kepada kita. “Kalau kita ingin menjadi anu, maka harus kuliah di anu”, begitu yang mereka selalu nasehatkan kepada kita. Dan,kitapun menaruh harapan banyak terhadap slogan itu. Dengan bekal harapan yang sama, kita menapaki pendidikan formal kita. Dan harapan yang tak sesuai dengan kenyataanpun datang. Banyak yang mengeluhkan bahwa harapannya tidak sesuai dengan apa yang kita telah cita-citakan sebelumnya. Setelah kita selesai kuliah, kita tidak seperti apa yang kita harapkan. Pendidikan formal tidak menjamin kita untuk bisa bekerja di bidang yang sama. Sehingga banyak orang yang stress dengan keadaan seperti ini.
Pendidikan sebenarnya berfungsi untuk mengembangkan pola berpikir kita. Bukan bertujuan untuk mencari pekerjaan yang sesuai. Pengembangan pola berpikir inilah yang akan melahirkan kita untuk berusaha mencari yang lebih baik. Meningkatkan harga diri kita dimata orang lain. Dan berusaha menciptakan keadaan yang membantu dalam menyelesaikan masalah bangsa ini. Bukan menjadi beban masalah bagi bangsa. Namun, justru sumbangan hasil pemikiran kita yang akan membantu dan berperan dalam perbaikan negeri ini.
Bertekad untuk tidak menjadi beban bagi orang lain dan bangsa ini sepertinya menjadi slogan yang pas buat kita bangkit membangun negeri ini dari keterpurukan yang telah sekian lama ada(Aa Gym).
Mari kita pikirkan langkah apa yang akan kita ambil untuk menjadi bagian dari solusi masalah bangsa ini. Jangan lagi menambah masalah, tetapi berperanlah aktif dalam menyelesaikan masalah bangsa ini.
Negeri ini menunggu kiprah kita untuk melakukan sebuah terobosan baru membangun elemen dasar bangsa yang kuat dan kokoh untuk mampu bersaing dan berdiri sejajar dengan Negara lain yang sudah maju.
Tunjukkan bahwa kita bisa. Selamat Berjuang menjadi pemenang. Terutama menjadi pemenang bagi diri sendiri.
*Diambil dari Iklan rokok Amile
By Afitchan
Comments